8 Keajaiban Sedekah
Pada dasarnya ada tiga pihak yang mendapatkan manfaat dari sedekah. Pertama, orang yang mengeluarkan sedekah. Kedua, orang yang mendapatkan sedekah. Ketiga, masyarakat yang ada di sekitar orang yang bersedekah. Marilah kita teliti manfaat sedekah tersebut dari tiga sudut pandang.
Manfaat Sedekah Bagi Orang Yang Mengeluarkannya
Sebenarnya manfaat terbesar dari amal sedekah itu bukan orang yang menerimanya, tetapi justru orang yang mengeluarkannya. Orang yang mengeluarkan sedekah mendapatkan banyak manfaat dari sedekahnya. Di antara manfaat sedekah bagi pelakunya adalah sebagai berikut.
1. Sebagai Kesempurnaan Iman dan Islam
Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin yang artinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Karena itu, Islam bukan hanya mengajarkan bagaimana seorang muslim itu berhubungan dengan Tuhannya. Akan tetapi, islam juga mengajarkan bagaimana berhubungan baik dengan keluarganya, tetangganya, dan masyarakatnya.
Rasa empati sosial dalam ajaran agama Islam bukan hanya dalam wacana-wacana kosong yang tanpa aplikasi. Akan tetapi, rasa empati sosial dalam Islam diwujudkan dengan tindakan-tindakan nyata, bukan sekedar pengakuan. Oleh karena itu, orang yang mengaku bertakwa ditantang oleh Allah untuk melakukan perbuatan sebagai bukti keimanan, keislaman, dan ketakwaannya. Jika perbuatan yang diperintahkan tersebut bisa dijalankan dengan baik, maka ia memang pantas disebut mukmin, muslim, dan muttaqin. Dalam Al-quran Allah berfirman:
Kitab (Al-Quran) tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (QS. Al-Baqarah: 2-3).
Dalam ayat di atas disebutkan bahwa menafkahkan rejeki adalah termasuk tanda-tanda ketakwaan. Dalam ayat di atas disebutkan menafkahkan sebagian rejeki adalah memberikan sebagian dari harta yang telah direzekikan oleh Tuhan kepada orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.
Penjelasan bahwa menafkahkan rejeki termasuk dari ciri-ciri orang yang bertakwa juga dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 133-134.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dalam ayat di atas menginfakkan harta, yang salah satunya adalah dengan sedekah, adalah ciri pertama orang yang bertakwa. Allah memerintahkan meninfakkan harta bukan saja dalam keadaan senang akan tetapi juga dalam keadaan susah.
Untuk bisa menginfakkan harta dalam segala keadaan dan suasana memang bukanlah sesuatu yang mudah. Ada orang yang di saat merasa senang, lega hatinya, dan tentram jiwanya tidak merasa berat untuk menginfakkan hartanya. Apalagi jika ia baru mendapat rejeki yang tidak diduga-duga. Memberikan sebagian hartanya bukanlah sesuatu yang berat. Namun ada pula orang yang merasa ringan untuk bersedekah dalam keadaan sulit. Atau mungkin malah saat nyawa baru sekarat ia baru ingat sedekah. Sementara ketika dalam keadaan sehat ia berat untuk memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan.
Allah memerintahkan kita untuk menginfakkan sebagian rejeki bukan saja di saat dalam keadaan senang namun juga dalam keadaan susah. Masing-masing ada keutamaanya. Orang yang bersedekah saat dirinya dalam keadaan sehat dan mendambakan kekayaan akan memperoleh pahala yang agung. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah disebutkan,
Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sedekah seperti apakah yang pahalanya paling agung?” Beliau menjawab, “Kamu bersedekah pada saat kamu merasa sehat, merasa sayang kepada harta, takut menjadi fakir, dan mendambakan kekayaan. Janganlah kamu menunda sedekah hingga nyawamu sampai di tenggorokan. Lalu kamu berkata, “Untuk si A sekian, untuk si B sekian, dan untuk si C sekian.”
Sabda Rasulullah di atas mengindikasikan betapa cerdasnya beliau. Beliau mengetahui bahwa saat orang dalam keadaan sehat dan memiliki harta maka ia akan merasa kurang terhadap hartanya tersebut. Meskipun ditangannya ada kekayaan namun hati dan jiwanya masih sangat haus harta dan menginginkan tambahan yang jauh lebih banyak. Orang yang dalam keadaan untuk mengeluarkan sedekah merasa berat. Ia merasa bahwa masih banyak kebutuhan-kebutuhan ekonominya yang harus dicukupi sehingga hal itu akan menjadi penghambat utama saat ia ingin bersedekah.
Bersedekah dalam keadaan sangat membutuhkan, terutama pada saat pecekik juga sangat dianjurkan. Di dalam surat Al-Balad Allah berfirman:
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, tetapi Dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu, apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. (Al-Balad: 10-16).
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa memberikan makanan bagi anak yatim dan fakir miskin saat musim pacekik disamakan dengan ‘aqabah’. Aqabah adalah jalan yang berliku-liku, licin, dan sukar didaki yang ada di gunung. Artinya bisa memberikan sesuatu di saat diri sendiri sangat membutuhkan adalah sangat sulit. Oleh karena itu Allah menyebut mereka sebagai golongan kanan atau golongan yang berbuat kebajikan.
Salah satu rukun Islam adalah membayar zakat. Zakat adalah bagian dari sedekah. Para ulama menamakan zakat sebagai sedekah wajib. Orang yang memiliki kelebihan harta tetapi enggan membayar zakat diancam oleh Allah dengan siksa yang pedih.
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukan kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (QS At-Taubah: 34-35).
Begitulah pedihnya azab yang harus diterima oleh orang yang enggan mengeluarkan zakat. Dan jika untuk mengeluarkan zakat. Dan jika untuk mengeluarkan zakat yang hukumnya wajib saja orang sudah enggan apalagi untuk mengeluarkan sedekah sunah.
2. Tanda Husnu Zhan kepada Allah
Setiap manusia memiliki kecenderung menyukai harta benda. Kecenderungan tersebut mendorongkannya untuk mencari apa yang belum dimiliki dan mempertahankan apa yang sudah ada ditangan. Bahkan kadang manusia melampaui batas sehingga ia mengganggap rejeki yang dimilikinya bukan berasal dari Allah namun dari kerja kerasnya.
Orang yang mau mengeluarkan sebagian rejekinya untuk disedekahkan kepada orang lain berarti di dalam dirinya ada husnu zhan (berbaik sangka) kepada Allah. Ada keyakinan di dalam dirinya bahwa Allah akan mengganti sedekah yang dikeluarkannya tersebut dengan sesuatu yang lebih baik. Berbeda dengan orang pelit yang menganggap pintu rejeki itu hanya kerja keras dan kikir kepada orang lain. Ia tidak yakin jika ia mengeluarkan sedekah niscaya Allah akan menggantinya yang lebih baik. Dalam sebuah hadist qudsi disebutkan bahwa Allah berfirman, “Aku menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.” Apabila orang mau berbaik sangka kepada Allah, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya. Dan jika orang berburuk sangka kepada Allah, prasangka itu akan kembali kepadanya.
Karena sedekah bisa menjadi bukti seorang hamba berbaik sangka kepada Allah, maka tidak mengherankan jika Allah juga akan memberikan apa yang lebih baik daripada apa yang disangkanya sehingga sedekah itu tidak akan membuat hartanya berkurang namun justru akan membuat hartanya bertambah. “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.”
3. Mensyukuri Nikmat Allah
Harta adalah salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Dan Allah tidak membagi harta kepada semua manusia dengan bagian sama. Ada orang yang mendapatkan bagian yang banyak dan ada yang mendapatkan bagian yang sedikit. Semua itu semata-mata hanya untuk menguji manusia apakah jika ia diberi harta yang banyak akan bersyukur ataukah tidak. Dan apakah jika ia diberi harta sedikit apakah akan bersabar ataukah tidak.
Syukur atau yang dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan terima kasih itu tidak semata-mata diucapkan dengan lisan. Akan tetapi harus disertai keyakinan dan perbuatan nyata. Orang yang mengaku bersyukur namun tidak bisa menggunakan nikmat di jalan Allah berarti dia belum bersungguh-sungguh dalam syukur nikmatnya namun hanya pemanis kata belaka.
Allah menjamin bagi orang yang mensyukuri nikmat Allah akan diberikan tambahan nikmat. Dan orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah, maka ia akan mendapatkan azab yang pedih sebagaimana firman Allah:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku). Maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7).
Ayat di atas menjadi jaminan bahwa orang yang mensyukuri nikmat Allah akan mendapatkan tambahan nikmat tersebut. Tambahan itu bisa berupa nikmat materi ataupun nikmat non materi. Nikmat materi bisa dengan hartanya semakin bertambah, proyeknya lancar, dan sebagainya. Sedangkan tambahan yang bersifat non-materi misalnya hartanya bertambah berkah, hatinya tentram walaupun sedikit hartanya, urusannya dimudahkan oleh Allah, dan sebagainya.
4. Sebab Memperoleh Cinta Allah Dan Cinta Sesama Manusia
Orang dermawan dicintai dekat kepada Allah, dekat kepada manusia, dekat kepada surga, dan jauh dari neraka. Orang yang pelit jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat kepada neraka.
Perintah Allah kepada kita untuk bersedekah sudah sangat jelas, baik yang disebutkan dalam Al-Quran maupun hadist qudsi. Pada hakikatnya orang yang bersedekah menjadi wakil Allah dalam mengasihi hamba-hamba-Nya. Keutamaan-keutamaan dan pahala-pahala sedekah sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadist. Karena itu, salah satu langkah jitu untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang Allah adalah dengan cara mengasih sesama manusia. Dan salah satu cara mengasihi sesama manusia adalah dengan bersedekah kepada mereka.
Dikisahkan ada seorang sufi yang bermimpi melihat catatan orang-orang yang mencintai Allah. Namun, sayang ternyata ia tidak mendapatkan namanya tercantum di sana. Kenyataan pahit itu tidak membuatnya putus asa. Ia berkata, “Mungkin untuk disebut sebagai orang yang mencintai Allah aku belum pantas. Karena itu, lebih baik aku mencintai sesama manusia saja.” Pada malam yang lain ia kembali bermimpi bisa melihat catatan orang-orang yang mencintai sesama manusia saja.” Pada malam yang lain ia kembali bermimpi bisa melihat catatan orang-orang yang mencintai Allah. Anehnya, ternyata namanya ada barisan paling atas. Ternyata perbuatan cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia bisa menjadikan sebab seseorang dicintai oleh Allah. Pantaslah jika rasulullah bersabda, “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua dari kami dan tidak menyayangi orang yang lebih muda daripada kami.” Dalam hadits lain disebutkan, “Barang siapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi.” Dalam hadits lain disebutkan, “Kasihilah yang ada di atas bumi niscaya yang ada di atas langit akan mengasihimu.”
Selain kecintaan Allah, orang yang suka bersedekah akan mendapatkan kecintaan dari sesama manusia. Sudah menjadi tabiat manusia untuk ingin diperhatikan, dimengerti, dan dibantu. Sedekah adalah salah satu bentuk empati sosial. Orang yang memiliki memberi apa yang dimilikinya kepada orang yang memerlukan. Tidak disangsikan lagi, bahwa setiap orang yang diberi suatu kenikmatan pasti ia akan merasa senang dengan pemberinya. Dengan kita rajin melakukan sedekah, Insya Allah akan menjaga lahir batin kita.
5. Mensucikan Jiwa
Cinta dunia adalah kotoran yang menempel dalam jiwa manusia. Salah satu bentuk cinta dunia adalah mencintai harta yang berlebihan. Dalam surat Al Fajr ayat 20 Allah sudah menyindir kita dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. Dalam ayat yang lain Allah berfirman, Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. (QS Al Humazah: 1-2). Allah juga berfirman, Bermegah-megahan melalaikan kamu, hingga kamu masuk ke liang kubur. (QS At Takasur: 1:2).
Sifat bakhil adalah kotoran yang menodai jiwa. Dan kotoran itu harus disucikan. Cara mensucikannya adalah menanam sifat pemurah dengan cara senang bersedekah. Insya Allah dengan rajin sedekah kotoran yang berupa sifat kikir tersebut akan hilang. Dan jika hati dan jiwa sudah bersih, maka kita akan merasa mendapat kelapangan dan kemudahan untuk beribadah kepada Allah.
6. Membawa Berkah dan Menyuburkan Harta
Sedekah bisa membawa berkah bagi harta orang yang melakukannya. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud berkah itu dan apa gunanya? Kata berkah memang sulit dicari padanannya di dalam bahasa Indonesia. Kata yang maknanya dekat dengan berkah adalah manfaat. Orang yang rajin bersedekah hartanya akan penuh berkah, artinya harta itu memberi manfaat bagi kehidupan duni dan akhiratnya.
Harta yang memberikan berkah akan membawa ketenangan dan ketentraman dalam hati pemiliknya. Harta yang membawa berkah akan membuat pemiliknya rajin untuk beribadah. Sebaliknya, harta yang kosong dari berkah akan menganggu ketentraman pemiliknya dan membuat pemiliknya enggan beribadah.
Sebagai perumpamaan, sebuah sepeda motor yang berkah membawa keselamatan bagi pengemudinya dan motor itu akan selalu digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat dan membuat Allah ridha. Sebaliknya, harta yang tidak berkah tidak akan membawa manfaat bagi pemiliknya atau justru mengantarkan pemiliknya atau justru mengantarkan pemiliknya pada kebinasaan. Harta yang tidak berkah juga cenderung untuk digunakan untuk bermaksiat, bukan untuk beribadah.
Selain membawa berkah, sedekah bisa menyuburkan harta seseorang. Ini sesuai dengan janji Allah dalam Al-Qur’an,
Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (QS Al-Baqarah: 276).
Dalam ayat lain Allah berfirman,
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (QS. Al Baqarah: 261).
Ada banyak orang yang sudah mengalami kejadian luar biasa karena sedekahnya. Insya Allah akan dikemukakan pada pembahasan yang lain.
7. Menutup Aib
Setiap orang memiliki peluang untuk berbuat salah. Hanya Nabi dan Rasul saja yang memiliki sifat ma’shum (dijaga dari segala dosa). Dan sedekah bisa menutup aib orang yang melakukannya. Dalam sebuah syairnya Imam Syafii berkata,
Jika engkau memiliki aib di antara manusia
Dan kau ingin aib itu tertutupi
Maka tutuplah aib itu dengan sedekah
Sebab tidak ada orang yang bersedekah dicela
Imam Syafii bukan hanya seorang penyair yang bisa melantunkan bait-bait syair yang indah namun beliau juga pelaku dari apa yang dilakukannya. Ketika beliau diberi uang seribu dirham oleh Khalifah Harun Ar Rasyid, beliau membagi-baginya kepada fakir miskin tanpa sisa. Dan beliau tidak pernah diminta oleh seseorang melainkan beliau berikan apa yang diminta orang tersebut.
Sedekah bukan hanya menutup aib di dunia namun juga bisa menutup aib manusia di akhirat. Betapa banyak orang yang diselamatkan dari api neraka karena sedekah yang dilakukannya. Bahkan seandainya besok terjadi kiamat, dan kita memiliki sebutir kurma untuk disedekahkan, maka kita harus menyedekahkan kurma tersebut.
8. Mendatangkan Pertolongan Allah
Nasib manusia bisa berubah sewaktu-waktu. Kadang kala sehat dan kadang kala sakit. Kadang bahagia dan kadang sengsara, kadang sakit dan kadang sehat. Bagitulah permainan hidup yang kita jalani sejak kita lahir hingga meninggal dunia.
Sedekah bisa menjadi sebab Allah mendatangkan pertolongan kepada kita. Ada orang miskin yang dalam kemiskinannya bersedekah dan sebab sedekahnya itu Allah mengaruniai harta yang melimpah. Ada seorang yang sakit parah hingga dokter menyerah namun karena si sakit rajin bersedekah maka penyakitnya menjadi sembuh. Ia kembali menjadi sehat walfiat.
9. Mendapatkan Naungan dari Allah
Saat hari kiamat datang manusia dalam keadaan bingung. Udara sangat panas seakan-akan matahari bisa digapai dengan tangan. Peristiwa seperti ini sudah digambarkan oleh Baginda Rasul lebih dari empat belas abad yang lalu. Dan pada zaman ini kita sudah bisa merasakan kebenarnya. Bumi yang semakin lama semakin panas, lapisan ozon semakin tipis dan bahkan sekarang kita terancam oleh global warming (pemanasan global). Semua itu mengindikasikan kebenaran sabda-sabda Rasulullah tentang zaman akhir.
Saat manusia dalam kekalutan yang luar biasa dan tidak ada naungan yang bisa diharapkan selain naungan Allah itulah orang yang rajin bersedekah bisa bergembira. Sebab Bagida Rasulullah sudah bersabda, Ada tujuh golongan yang kelak mendapatkan naungan dari Allah pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya. Salah satunya adalah seorang pemuda yang bersedekah dengan tangannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan dengan tangan kanannya.
Jadi Allah menjamin orang yang mau bersedekah sirri (yaitu sedekah yang tidak diketahui oleh orang lain) untuk diberi naungan pada hari kiamat. Saat itu sudah tidak ada naungan selain naungan Allah.
Manfaat Sedekah Bagi Orang yang Menerima
Tidak diragukan lagi pasti orang yang menerima sedekah akan merasakan manfaat dari sedekah yang diterimanya. Manfaat itu bisa bersifat manfaat lahir dan bisa berupa manfaat batin,
1. Manfaat Lahir
Secara lahir orang yang menerima sedekah akan dicukupkan kebutuhannya dan diringankan beban kesulitan hidupnya. Perut yang tadinya merasa lapar bisa menjadi kenyang karena ada orang yang memberinya sedekah. Biaya sekolah yang berat dan tidak terbayarkan bisa menjadi ringan karena ada orang yang mengulurkan tangan memberi sedekah.
Sedekah yang bisa dimanfaatkan dengan produktif bisa mengurangi pengangguran. Betapa banyak orang yang menganggur karena PHK bisa berwiraswasta karena uluran tangan orang yang memberikan sedekah. Bahkan bukan saja bisa mencukupi dirinya sendiri tetapi juga menolong orang lain.
2. Manfaat Batin
Selain manfaat lahir, orang yang mendapatkan sedekah juga mendapatkan manfaat batin. Ia akan merasa terbantu. Akan tumbuh dalam dirinya betapa orang lain memperhatikan dan membantu dirinya. Sedekah yang ia terima bisa menjadi bukti bahwa ia tidak menghadapi segala persoalan ini sendirian. Namun masih banyak saudaranya yang mau berbagi beban derita. Dorongan psikologis ini sangat diperlukan bagi setiap orang.
Manfaat Sedekah Bagi Sosial Masyarakat
Selain orang yang mengeluarkan sedekah dan orang yang mendapatkan sedekah, masyarakat pun akan mendapatkan manfaat yang besar jika sedekah ini tumbuh subur di masyarakat. Di antara manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut.
1. Terciptanya Lapangan Kerja
Di masyarakat kita sebenarnya banyak orang yang produktif. Yang menjadi kendala mereka hanyalah permodalan. Untuk menurunkan pinjaman dari Bank kadang ada banyak persyaratan administrasi yang sulit dipenuhi. Misalnya, angunan berupa sertifikat tanah atau BPKB motor. Belum lagi bunga bank yang tidak akan pernah kompromi dengan untung laba usaha nasabahnya.
Problem-problem permodalan seperti itu sebenarnya bisa teratasi jika kesadaran orang untuk bersedekah itu tinggi. Andaikata para jutawan dan milyarder di negeri ini mau konsisten menyedekahkan hartanya bagi orang yang membutuhkan, niscaya pengangguran bisa dikurangi. Bagi seorang milyarder uang sebanyak satu sampai lima juta amatlah sedikit. Namun bagi orang yang ketrampilan dan terbentur modal, tentu uang sebesar itu akan sangat membantu. Kalau pada akhirnya orang yang dibantu tersebut sukses dalam usahanya hingga memiliki banyak karyawan bukankah akan tercipta banyak lapangan kerja?
Dalam sebuah seminar Bu Pamella pernah menceritakan ketika bisnis keluarganya bangkrut dan jatuh miskin, ada orang yang mau mengulurkan zakat kepada mereka. Dari zakat itu, kemudian dikelola menjadi sebuah toko kelontong kecil yang akhirnya menjadi sebuah swalayan, yang bernama Flora. Pada perkembangan bisnis selanjutnya beliau mendirikan Pamella. Hingga saat ini sudah ada tujuh Pamella swalayan. Tentu ini bisa menjadi bukti nyata betapa sedekah bisa menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan mengentaskan kemiskinan.
2. Mengurangi Angka Kriminal
Salah satu sebab seseorang melakukan perbuatan-perbuatan kriminal adalah karena kemiskinan. Karena perut lapar dan tidak ada yang dimakan, maka orang melakukan perbuatan jahat seperti mencuri, merampok, dan sebagainya. Mungkin perbuatan-perbuatan seperti itu pada awalnya hanya sekedar untuk mengganjal perut. Namun lambat laun bisa menjadi profesi yang sulit untuk ditinggalkan.
Jika banyak orang yang rajin menyedekahkan hartanya dan sedekah tersebut bisa terdistribusi dengan baik dan benar, insya Allah kemiskinan bisa dientaskan secara bertahap. Jika kemiskinan bisa dientaskan harapannya tingkat kejahatan yang disebabkan kemiskinan bisa diatasi. Jika tingkat kejahatan bisa diminimalisir maka yang mendapatkan keuntungan adalah masyarakat itu sendiri. Insya Allah di sebuah masyarakat yang penduduknya rajin bersedekah akan kecil angka kriminalnya. Dan di sebuah masyarakat yang penduduknya bakhil maka akan tinggi angka kriminalnya.
3. Memperkuat Tali Ikatan Keluarga dan Masyarakat.
Kaya dan miskin adalah sunatullah yang tidak bisa diubah lagi. Perbedaan itu diciptakan oleh Allah untuk menguji apakah orang kaya mau bersyukur dan orang miskin mau bersabar ataukah tidak.
Apabila ternyata dalam suatu masyarakat orang yang kaya mau mensyukuri nikmat yang salah satunya adalah dengan bersedekah, niscaya akan tercipta hubungan harmonis dalam masyarakat tersebut. Dalam kitab Durratun Nashihin disebutkan bahwa tegaknya dunia itu disebutkan karena empat hal. Pertama, ilmu para ulama. Kedua, keadilan para umara (pemimpin). Ketiga, kedermawanan orang-orang kaya. Keempat, kesabaran orang-orang miskin. Apabila keempat hal ini bisa terealisasi insya Allah akan tercipta keamanan dan ketentraman dalam masyarakat tersebut. Tidak akan terjadi kecemburuan sosial menyebabkan rasa iri dan dengki.
Sebenarnya adanya perasaan iri dan dengki itu disebabkan karena tidak adanya tali ikatan yang kuat. Orang yang miskin tidak akan iri kepada orang kaya apabila orang kaya tersebut mau berbagi suka kepadanya. Kecemburuan sosial tidak pernah muncul jika antara si kaya dan si miskin mau saling mengenal, memahami, dan saling membantu. Dengan demikian nyatalah bahwa sedekah bisa memperkuat tali hubungan dalam masyarakat.